Oleh
Yamlikh Azikin, S.Kom, M.I. Kom
Di tengah perkembangan ekonomi yang mulai mebaik secara
global, Indonesia menjadi salah satu negara yang disasar oleh
perusahaan-perusahaan raksasa teknologi seperti Apple,Samsung, BlackBerry, HTC,
dan lain-lain untuk memasarkan produk smartphone terbaru mereka. Smartphone
yang dipasarkan di Indonesia membidik semua kalangan, dimulai dari low-end
sampai dengan segmen high-end.Bahkan saat ini mulai banyak terlihat merek-merek
lokal yang menawarkan smartphone buatan perusahaan Indonesia yang ditawarkan
dengan harga terjangkau, dengan kualitas dan spesifikasi yang tidak kalah
bersaing dengan smartphone dari luar negeri.
Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada
2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang.
Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif
smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Pesatnya
penggunaan smartphone juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan jumlah
pelanggan internet di Indonesia. Terlebih dengan meningkatnya persaingan
layanan data yang ditawarkan oleh perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi
di Indonesia, seperti operator seluler dan penyedia jasa internet (internet
service provider).
Berdasarkan
studi yang dilakukan oleh Spire, rata-rata pengguna internet di Indonesia
berasal dari kelompok usia 21–25 tahun, dan lebih dari setengahnya adalah
perempuan.
Segmen youth sendiri adalah segmen yang banyak disasar oleh
pelaku bisnis di Indonesia, terutama seperti terlihat dari kampanye pemasaran
yang dilakukan operator-operator seluler di Indonesia. Perilaku muda-mudi yang
ingin selalu up-to-date di situs jejaring sosial dan gemar berkomunikasi dalam
kelompok menjadikan kebutuhan akan telekomunikasi sangatlah penting bagi
mereka.
Hal ini yang dimanfaatkan oleh para operator yang bersinergi
dengan perusahaan teknologi/elektronik untuk menawarkan program dan produk yang
dapat mengakomodir kebutuhan mereka, seperti paket data yang terjangkau dan
paket bundling smartphone.
Tingginya tingkat adopsi smartphone di Indonesia juga dipicu
oleh bertambahnya porsi jumlah penduduk yang memiliki kemampuan ekonomi kelas
menengah (emerging middle class). Pertumbuhan populasi EMC ini didorong oleh
tingginya tingkat konsumsi mereka dikarenakan membaiknya kemampuan ekonomi
kalangan tersebut.
Tentunya faktor-faktor ini menjadi daya tarik tersendiri
untuk para pelaku bisnis, terutama yang bergerak di bidang ritel dan jasa. Akan
tetapi, dengan tingginya tingkat mobilitas masyarakat Indonesia saat ini,
perusahaan dituntut untuk menjalankan usaha
mereka dengan cara yang lebih
praktis. Dalam merespons hal tersebut, banyak perusahaan yang mulai beralih
dari bisnis konvensional menjadi online, menggunakan e-commerce.
Secara umum Ada 5 konsep E-Commerce yang beroperasi di
Indonesia.
1. Online Retail Shop
Retail
adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Retail berasal
dari bahasa Perancis yaitu ” Retailer” yang berarti ” Memotong menjadi kecil
kecil” (Risch, 1991). Sedangkan menurut Gilbert (2003) Retail adalah Semua
usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk
memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa
sebagai inti dari distribusi. Dalam kamus Bahasa Inggris – Indonesia, Retail
bisa juga di artikan sebagai “Eceran”. Pengertian Retailing adalah semua
aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan jasa secara langsung
kepada pelanggan. Pengertian Retailer adalah semua organisasi bisnis yang
memperoleh lebuh dari setengah hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush
dan Gresham, 1994). Secangkan Online retail Shop adalah penjualan yang di
lakukan secara elektronik dengan menggunakan koneksi internet.
2. Market Place
Market
Place adalah model bisnis yang mana website yang bersangkutan tidak hanya
membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi
uang secara online. Pada sistem belanja online ini, sebuah website menyediakan
lahan atau tempat bagi para penjual
untuk menjual produk-produknya. Di website inilah kita akan menemukan produk
dari penjual yang berbeda, ada juga beberapa penjual dari online shop. Setiap
produk yang terdapat dalam website tersebut telah diberikan spesifikasi dan
penjelasan kondisi produknya, sehingga pembeli dapat langsung mengklik tombol
“beli” kemudian melakukan transfer sejumlah harga yang tercantum. Pada sistem
belanja ini, penjual tidak melakukan tanya jawab kepada pembeli dan tidak ada
diskon ataupun tawar menawar seperti pada online shop. Contoh dari marketplace
diantaranya adalah tokopedia.com, olx.co.id, bukalapak.com, dll.
3. Daily Deal Service
Daily
Deal Service adalah salah satu bentuk dari e-commerce yang menawarkan diskon
produk atau jasa dalam jangka waktu tertentu. Anggota situs daily deals akan
menerima penawaran online melalui email dan jejaring sosial, atau dapat
membelinya melalui website.
Dalam
hal ini pengelola situs daily deals yang bertanggung jawab mempertahankan data
para pelanggan, bukan pemasok atau merchant yang menawarkan produk.
Setelah
jumlah minimum penawaran terjual dan pembayaran dilunasi, voucer elektronik
dikirimkan via email untuk ditukarkan dengan produk atau jasa yang ditawarkan
oleh pemasok. Voucer yang dibeli dari situs daily deals biasanya berakhir
setelah jangka waktu tertentu.
4. Classified Ads
Dalam
bahasa indonesia adalah iklan baris adalah salah satu cara promosi barang dan
jasa yang umumnya ditemukan di koran. Cara ini merupakan pengembangan dari
promosi iklan yang mengutamakan daya tarik dengan gambar dan dengan informasi
yang lebih lengkap dan terperinci dalam bentuk teks.
Iklan
baris mengutamakan informasi yang paling inti yang perlu diketahui oleh
peminatnya. Karena itu biasanya iklan baris hanya memuat informasi seperlunya
dan hanya membutuhkan beberapa baris saja. Biasanya koran-koran mensyaratkan
iklan baris minimal 2-3 baris dilengkapi sekali dengan laman, nomor telepon,
dan sebagainya untuk menambah keberkesanan iklan baris tersebut.
Karena
tidak menggunakan gambar sebagai daya tariknya, iklan baris dimuat secara
berkelompok sesuai dengan isinya. Misalnya, kelompok barang yang dijual
dipasang dalam baris yang berbeda dengan kelompok barang yang dicari. Selanjutnya,
barang-barang yang dijual pun diklasifikasikan lebih jauh: tanah, rumah, mobil,
motor, dll.
Penjual
atau pembeli biasanya memberikan nomor telepon atau alamat rumah di mana barang
itu dapat dilihat, dibeli, dan diambil.
Karena
ukurannya jauh lebih kecil daripada iklan biasa, iklan baris umumnya lebih
murah daripada iklan-iklan lain. Pemuatannya pun jauh lebih sederhana karena
tidak membutuhkan art-work atau ilustrasi grafis, sehingga koran-koran umumnya
dapat menerima iklan baris untuk segera dimuat dalam penerbitan esok harinya.
Perkembangan
teknologi media pada masa kini membuat iklan baris tidak lagi terbatas pada
koran, tetapi juga media lainnya, seperti internet.
Kebanyakkan
Iklan Baris kini lebih di tumpukan pada laman ataupun blog dengan menggunakan
kaedah teknologi baru di laman internet seperti blogger.com dan juga wordpress.
Namun pada perkembangannya iklan baris ini dapat juga di temukan di situs-sirus
web media dan yang lainnya.
5. Forum & Social Network / Instant
Messanging
Media
sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet,
weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video,
peringkat dan bookmark sosial.
Sedangkan Instant Messenger
(IM) adalah aplikasi yang membutuhkan koneksi internet untuk saling
berkomunikasi baik dan pertukaran data baik itu dalam bentuk chat,gambar maupun
video, IM yang populer di indonesia antara lain, LINE, WhatasApp, BBM, dan yang
lainnya.
Pada
tahun 2010, konsep daily deal service (DDS) yang diperkenalkan oleh Groupon dan
LivingSocial menjadi populer di Indonesia. Terdapat lebih dari 30 pemain
bersaing memperebutkan kue di pasar yang sedang berkembang.
Berdasarkan hasil interview yang telah dilakukan oleh Spire,
sebagian besar pelaku industri e-commerce menyatakan bahwa tantangan terbesar
dalam industri ini adalah bagaimana mengedukasi masyarakat untuk menggunakan
e-commerce.Berdasarkan riset Online Shopping Outlook 2015 yang dikeluarkan oleh
BMI research mengungkapkan nilai belanja online pada 2014 mencapai 21 triliun.
Sedangkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),
sampai Januari 2016, pengguna internet di
Indonesia telah mencapai 88,1 juta, dimana 48 persen di antaranya merupakan
pengguna internet harian.
Meskipun demikian kurang dari setengah pengguna internet
Indonesia menghabiskan tiga jam atau lebih untuk berseluncur di internet setiap
harinya, atau dengan kata lain ini sudah cukup untuk menempatkan mereka ke
dalam kategori “netizen” yang tidak resmi dari mereka yang sangat aktif secara
online dan membentuk segmen penting sebagai online shoppers (orang yang
berbelanja secara online), data ini didapat dari riset pasar yang dilakukan
Markplus Insight. Di Vietnam, negara dengan pasar e-commerce yang lebih kecil,
sekitar 62% pengguna internet menghabiskan rata-rata tiga jam atau lebih untuk
berseluncur di website setiap harinya. Dan waktu rata-rata yang dihabiskan oleh
warga China dengan total pengguna internet 618 juta orang adalah 3.6 jam setiap
harinya.
Salah satu isu utama dalam perkembangan e Commmerce di
Indonesia Pengguna internet Indonesia lebih suka berbelanja online melalui BBM
group, iklan baris, forum, dan media sosial seperti Facebook dimana mereka bisa
berinteraksi dengan penjualnya secara langsung. Hanya 20% pengguna internet
Indonesia yang lebih suka berbelanja pada website belanja online yang
tradisional (website yang menyediakan shopping cart untuk berbelanja, bukan
melalui BBM ataupun media sosial lain).
Indonesia memang menjadi magnet buat pemain e-commerce
global. Dengan ranah media sosial yang riuh, bisnis e-commerce memang tampak
empuk. Apalagi dengan penetrasi internet yang masih sepertiga dari jumlah
penduduknya. Peluangnya masih terbuka luas. Meskipun begitu, pada tahun 2012,
pemain DDS berskala kecil satu per satu mulai berguguran di tengah sengitnya
persaingan perebutan pangsa pasar e-commerce. Saat ini tren e-commerce bergeser
ke arah marketplace, dengan bermunculannya pemain-pemain baru seperti Rakuten,
Blibli.com, Lazada, Zalora, dan situs-situs sejenis lainnya.
Baru baru ini perusahaan rintisan bidang e-commerce Shopious
mengumumkan tutup. Menurut pendiri Shopious Aditya Herlambang, tutupnya Shopius
bukan karena mereka kehabisan dana atau tidak bisa mendapatkan penyuntik modal.
ekosistem perusahaan rintisan di Indonesia mengecewakan. Pasalnya, e-commerce
tidak berkompetisi dengan kualitas produk tapi dengan banyaknya bonus yang
memanjakan konsumen, seperti layanan diskon, pembebasan ongkos kirim, hingga
perang harga. Alhasil, mereka yang bertahan adalah yang membakar uang paling
banyak.
Ini berarti raksasa e-commerce seperti eBay, Rakuten, dan
Sukamart atau lembaga e-commerse lain yang beroperasi di indonesia harus menyesuaikan
strategi tradisional mereka untuk dapat bisa bertahan dalam perebutan pangsa
pasar seiring pesatnya pengunaan internet di Indonesia.
Sumber
:
http://miladipayanti.blogspot.co.id/2015/06/perbedaan-e-commerce-dengan-retail.html
http://www.marketing.co.id/situs-daily-deals-cara-cepat-memasarkan-produk/
http://www.marketing.co.id/geliat-e-commerce-di-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_baris