Oleh :
Haerani, S.Sos
Kehadiran
KIM di era Reformasi ini bisa menjadi agen informasi yang tumbuh dan berkembang
dari, oleh dan untuk masyarakat (Bottom up) secara mandiri. Sejalan
dengan definisi KIM sendiri yaitu sebuah lembaga layanan publik yang dibentuk
dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat, serta secara khusus sebagai
layanan informasi masyarakat terhadap isu-isu pembangunan sesuai dengan
kebutuhannya.
Dalam
pranata kehidupan di era demokrasi dan otnomi dimana informasi menjadi
kebutuhan yang sangat penting untuk dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan yang akan mengubah sikapp dan perilaku masyarakat agar menjadi
cerdas, terampil dan mandiri sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya.
Didalam
kehidupan bermasyarakat diperlukan wadah yang legitimate yang keberadaannya
diakui publik.Wadah yang dimaksud adalah Kelompok Informasi Masyarakat ( KIM )
yang berperan sebagai agen informasi ditengah-tengah masyarakat.Dengan adanya KIM
diharapkan akan mampu menjembatani kepentingan Pemerintah dengan masyarakat
atau sebaliknya.
KIM
dahulu popular dengan sebutan KELOMPENCAPIR atau Kelompok Pendengar Pembaca dan
Pemirsa, Kemudian berubah menjadi KIM sesuai Permen Kominfo RI No 08/PER/M.KOMINFO/6/2010,
tentang Peddoman Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial.
Kelompok
Informasi Masyarakat (KIM) merupakan revitalisasi dan reaktualisasi dari
kelompencapir yang disesuaikan dengan paradigma pembangunan dan pemerintah
dewasa ini, dengan mengedepankan prinsip demokrasi dan good governance. KIM
berperan dalam memperlancar kontribusi dan distribusi informasi
kepada masyarakat selain itu menjembatani antara masyarakat dan pemerintah
dalam penyebaran informasi dan penyerapan serta penyerapan aspirasi.
Dengan
adanya Kelompok Informasi Masyarakat diharapkan nantinya sebagai sarana
masyarakat untuk memperoleh dan menyalurkan informasi dan tempat sumber
informasi yang terpercaya,akurat dan faktual bagi masyarakat. KIM bertujuan
memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi
masyarakat,meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat,meningkatkan
kemakmuran,keadilan di masyarakat dan meningkatkan SDM guna mendukung
keberhasilan pembangunan.
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
memiliki peran strategis dalam upaya menjawab tantangan tersebut, karena KIM sebagai
komunitas masyarakat informasi yang tumbuh dan berkembang di tengah – tengah
kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia merupakan masyarakat sadar
informasi yang diharapkan dapat berperan menjadi fasilitator untuk menjembatani
kesenjangan komunikasi dan informasi yang terjadi antara pemerintah dengan
masyarakat (top down) atau sebaliknya antara masyarakat dan pemerintah (bottom
up).
KIM sebagai agen informasi, berperan
aktif mendistribusikan informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat, sehingga
masyarakat dapat melakukan langkah antisipatif yang bermanfataan untuk menopang
aktivitas mereka. Agar peran KIM dapat dinikmati oleh masyarakat maka KIM juga
harus mampu membuat inovasi dan bersinergi dengan lembaga lain (sumber
informasi dan media informasi ). KIM memang memiliki kelebihan dapat
berinteraksi langsung dengan masyarakat karena keberadaannya ditengah-tengah
masyarakat. Namun sekarang ini masyarakat lebih mengandalkan media Radio dan
Televisi sebagai media informasi dan hiburan sehingga informasi yang diperoleh
terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kelompok
Menurut
Bonner (1959) dan Stogdill (1959), mereka berpendapat bahwa kelompok adalah kumpulan
individu yang saling berinteraksi. Hal senada juga dikemukakan oleh Deutsch (1959) dan Mills
(1967), bahwa kelompok merupakan kumpulan individu yang bersama -sama bergabung
untuk mencapai satu tujuan. Begitu juga pengertian dari Kelompok menurut
Cartwright & Zander, (1971: 20) kelompok adalah suatu kolektif yang / terdiri
atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk
memuaskan berbagai kebutuhan individu. Artinya, kelompok merupakan suatu alat
untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok
karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan sebaik mungkin melalui organisasi
yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara lainnya.
Informasi
Informasi
adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order
sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan
pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat
sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi
suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam
konteks yang berbeda.
Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, presepsi, stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi dan rangsangan mental.
Pengertian Kelompok Informasi Masyarakat
Menurut
Direktorat Kelembagaan Komunikasi Sosial (2008:1) definisi Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) adalah lembaga layanan publik yang
dibentuk dan dikelola dari oleh dan untuk masyarakat yang berorientasi pada
layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhanya. Lokasi
KIM terdapat di perkotaan atau di pedesaan. Anggota KIM dapat
berjumlah 3 (tiga) orang sampai 30 (tiga puluh) orang, yang dapat terdiri dari
remaja, orang dewasa/tua, laki-laki/perempuan, pelajar/mahasiswa, pedagang,
petani atau nelayan
Faktor Pendukung Kelompok Informasi
Masyarkat
1. Menurut
Horton dan Hunt (1993), peran dalam sebuah kelompok adalah prilaku yang
diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Sedangkan status atau
kedudukan itu sendiri adalah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubunganya dengan kelompok lainya.
2. Menurut
Nurudin (2004:152) model alir dua tahap sebagai model yang mengasumsikanbahwa
pesan pesan media massa tidak seluruhnya langsung ke auience, oleh karna itu
dalam model ini dekenal pihak pihak tertentu yang membawa pesan dari media
diteruskan masyarakat. Pihak tertentu tersebut dikenal dengan nama opinion
leader (pemimpin opini atau pembuka pendapat). Model ini juga disebut dua tahap
disebabkan adanya dua tahap dalam penyebaran arus informasi kepada
masyarakat. Tahap pertama adalah pesan
dari media pada opinion leader, sedangkan tahap kedua adalah pesan opinion
leader pada audience.
3. Menurut
Liton (Krisari, 2007) mendefiniskan bahwafaktor pendukung sebuah kelompok
masyarakat adalah fasilitator informasi, yang fasilitator sebagai pendidik oleh
lembaga diklat pemerintah maupun non pemerintah. Isrtilah fasilitator juga
dikenal kegiatan pemerdayaan masyarakat dengan ruang lingkup tugas yang berbeda
dengan istilah fasilitator pelatihan yaitu sebagai tenaga pendamping.
Faktor Penghambat Kelompok Informasi
Masyarakat
Menurut
marheni fajar (2009;62) hambatan dari proses komunikasi kelompok sebagai
berikut :
- Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan di sampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini di pengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yang mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan atau kepentingan.
- Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlal sulit.
- Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam pengunaan media komunikasi, misalnya ganggua suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.Hambatan bahasa sandi.
- Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan balikan. Balikan yang diberi tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas
Pengertian Komunikasi Kelompok
Sebelum
membahas mengenai pengertian dan bentuk-bentuk komunikasi kelompokserta ruang
lingkupnya, sebaiknya perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian dari kelompok
itu sendiri.Pengertian
kelompok dilihat dari segi persepsi menurut Smith,1945 (dalam Walgito,2008:6)
adalah sebagai berikut: “We may define a social group as a unit consisting of a
plural of separate orgsnisms (agent) who have acollective perception of their
unity and have ability to act or are acting in aunitary manner toward their
environment ”. Dari definisi tersebut mempersepsikan bahwa yang disebut
kelompok itu ada tiga hal menjadi indikator disebutnya sebagai kelompok, yang
pertama yaitu sebagai unit yang terdiri dari beragam individu, dan yang kedua
yaitu adanya persepsi kolektif serta yang ketiga memiliki kemampuan bertindak
secara kesatuan/kolektif. Sedangkan
menurut Dedy Mulyana bahwa kelompok
merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2005).
Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.
Telah banyak
klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam
kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
·
Kelompok
Primer dan Sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat,
1994) mengatakan bahwa
kelompok
primer adalah suatu kelompok yang anggota anggotanya
berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
- Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana pribadi saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
- Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
- Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
- Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
- Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal
·
Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan.
Theodore
Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan
kelompok rujukan (reference group).
Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara
administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok
rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk
menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.Menurut teori, kelompok rujukan
mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan
fungsi
perspektif.
·
Kelompok
Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
John
F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif
dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan
melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan
pola komunikasi, kelompok deskriptifdibedakan menjadi tiga:
a.
kelompok
tugas;
b.
kelompok
pertemuan; dan
c.
kelompok
penyadar.
Kelompok
tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau
merancang kampanye politik.
Kelompok
pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara
pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang
dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.
Kelompok
penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru.
Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses
ini dengan cukup banyak. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah
yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan
Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja
bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer
Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
·
Konformitas
Konformitas
adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai
akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah
orang dalam kelompok mengatakan
atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan
melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua
kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda
meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan
mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar
kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
·
Fasilitasi sosial.
Fasilitasi
(dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa
kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan
orang yang menggairahkan kita. Energi
yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannyarespon yang dominan.
Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu
adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah
yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang
dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat
kelompok mempertinggi kualitas kerja individu
·
Polarisasi.
Polarisasi
adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok
para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan menentang lebih keras.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keefektifan kelompok
Anggota-anggota
kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:
a.melaksanakan
tugas kelompok, dan b.memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama
diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua
diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok
dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka
keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh
mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya
dalam kegiatan kelompok. Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat
dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1.ukuran
kelompok.
2.jaringan
komunikasi.
3.kohesi
kelompok.
4.kepemimpinan
(Jalaluddin Rakhmat, 1994).
KIM
(Kelompok Informasi Masyarakat) sebagai pendukung terwujudnya E-Gov
KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) merupakan satu wadah
yang pembentukannya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
Sebagai suatu wadah yang bersifat “Bottom Up” KIM dapat berperan sebagai
patner kerja pemerintah dalam penyebaran luasan informasi pembangunan.
Peran KIM pada perjalanannya ternyata dapat
lebih ditingkatkan khususnya pada e-Government. E-Government merupakan
usaha pemerintah untuk meningkatkan layanan secara cepat dan transparan kepada
masyarakat. E-Gov dapat berupa berbagai layanan kepada masyarakat semacam
e-KTP, e-Voting, Digital Library, dan berbagai layanan online untuk masyarakat.
Disini peran KIM sebagai garda depan penyebarluasan
informasi. Dengan adanya KIM maka dapat raih beberapa hal yaitu :
- Penyebarluasan informasi yang lebih cepat dan tepat. Karena KIM berdiri atas inisiatif masyarakat sendiri.
- Menjadi pintu pelayanan buat masyarakat karena kapabilitas mengakses berbgai sumber informasi.
- Masukan tentang berbagai kebijakan layanan online yang diberikan oleh Pemerintah sehingga kebijakan pembangunan dapat lebih tepat sasaran.
Berbagai peran itu merupakan hal yang wajar diraih bila KIM
sebagai lembaga masyarakat dapat memposisikan diri di kancah pembangunan
informasi. Tantangan akan selalu ada, tetapi hendaknya tantangan yang ada dapat
dihadapi dengan cara modern juga sebagai mana informasi yang merupakan jantung
pembangunan masyarakat modern. Kuasai informasi maka dunia akan dalam
genggaman. Sesuai dengan Peran KIM
diatas maka aktivitas KIM dalam pengelolaan informasi adalah sebagai berikut:
- Akses Informasi: mengenali kebutuhan kelompok, memecahkan masalah dengan mencari informasi dari berbagai sumber, memilah informasi berdasarkan bidang masalah, mengolah informasi, menyimpan informasi.
- Diskusi Informasi: menyusun urutan masalah, merumuskan masalah tersebut, menguraikan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan untuk menindaklanjuti isi informasi.
- Implementasi: menerapkan informasi, menerapkan keputusan dalam tindakan, melakukan monitoring, evaluasi serta tindak lanjut.
- Networking: upaya menjalin hubungan dengan lembaga formal (pemerintah, perbankan, DPRD dan swasta) maupun informal (asosiasi profesi,LSM, mediakomunitas dan kelompok lain).
- Diseminasi: menyebarluaskan informasi dengan didukung sejumlah keterampilan
Fungsi KIM
1.
Sebagai Wahana Informasi
- Antar Anggota KIM secara Horisontal, Para anggota KIM dapat saling bertukar informasi tentang segala sesuatu yang sudah diketahuinya sehingga akan berarti juga saling berbagi pengetahuan.
- Dari KIM ke Pemerintah secara Bottom-up. Para anggota masyarakat yang jadi anggota KIM dapat memberikan saran-saran kepada Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota tentang apa yang harus dibangun pembangunannya sehingga sangat sesuai dengan kebutuhan setempat. Anggota KIM menjadi perencana dan pelaksana bagi pembangunan lokal. Asas pemberdayaan ini sangat sesuai dengan pendekatan pembangunan komunitas.
- Dari Pemerintah kepada masyarakat secara Top-down. Anggota KIM menjadi agen pembangunan yang menyebarluaskan gagasan pembangunan nasional ke tingkat lokal.
2.
Sebagai Mitra Dialog dengan Pemerintah,
Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kota
Malang dalam merumuskan Kebijakan Publik
Malang dalam merumuskan Kebijakan Publik
Dengan KIM yang mengetahui kebutuhan publik dan
karakteristiknya, Pemerintah baik Pusat maupun Pemerintah Kota Malang dalam
merumuskan kebijakan public dapat menjadikan KIM sebagai mitra dialog. Selain
itu KIM dapat berfungsi sebagai mitra dialog dalam mendukung pelaksanaan semua
kebijakan public dan memonitoring pelaksanaannya.
3.
Sebagai Peningkatan Literasi Masyarakat di
Bidang Informasi dan Media Masa serta
Teknologi Informasi dan Komunikasi di kalangan anggota KIM dan Masyarakat.
Teknologi Informasi dan Komunikasi di kalangan anggota KIM dan Masyarakat.
- Fungi untuk meningkatkan literasi di Bidang Informasi, yaitu bagaimana agar memandang bahwa upaya memperoleh informasi sebagai kebutuhan hidup dan sudah terbiasa mencari informasi dari berbagai sumber;
- Fungsi sebagai literasi Media Massa, merupakan kemampuan menggunakan media massa secara cerdas dan sehat dan mampu mendayagunakannya dalam kehidupan masyarakat;
- Fungsi literasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, ialah kemampuan masyarakat dalam mengakses dan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti computer dan internet untuk kepentingan mengakses informasi atau untuk mendayagunakan sebagai jasi dan produk teknologi informasi dan komunikasi.
4. Sebagai Lembaga yang Memiliki Nilai
Ekonomi
- Melalui informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, KIM dapat menerapkannya dalam berbagai aktivitas perdagangan, pertanian, industry dan menghasilkan tambahan pendapatan dari aktivitas tersebut;
- Melalui informasi yang diperoleh dari berbagai media dan sumber lainnya, masyarakat dapat memperoleh informasi peluang-peluang usaha, permintaan pasar mengenai berbagai produk dan jasa, kemudian KIM dapat melakukan transaksi bisnis, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai tambah ekonomi;
- Informasi-informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dikemas sedemikian rupa dalam bentuk bahan informasi (buku, bulletin, bahan audio visual) yang dapat dijual kepada pihal lain yang membutuhkan. Jadi informasi itu sendiri setelah dikemas, akan bias mendatangkan Nilai Ekonomi.
Sumber :
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/05/JOHANTAN%20ALFANDO%20WS%20JURNAL%20%2805-16-13-02-52-11%29.pdf
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
BalasHapus-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!