HALAMAN INI MENGANGKAT TENTANG ARTIKEL DAN OPINI PUBLIK TAHUN 2014

Rabu, 13 Mei 2015

KIM SEBAGAI MITRA PEMERINTAH UNTUK MENYEBARLUASKAN INFORMASI KEPADA MASYARAKAT



 Oleh :

Haerani, S.Sos

Kehadiran KIM di era Reformasi ini bisa menjadi agen informasi yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk masyarakat (Bottom up) secara mandiri.  Sejalan dengan definisi KIM sendiri yaitu sebuah lembaga layanan publik yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat, serta secara khusus sebagai layanan informasi masyarakat terhadap isu-isu pembangunan sesuai dengan kebutuhannya.

Dalam pranata kehidupan di era demokrasi dan otnomi dimana informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan pengetahuan yang akan mengubah sikapp dan perilaku masyarakat agar menjadi cerdas, terampil dan mandiri sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya.

Didalam kehidupan bermasyarakat diperlukan wadah yang legitimate yang keberadaannya diakui publik.Wadah yang dimaksud adalah Kelompok Informasi Masyarakat ( KIM ) yang berperan sebagai agen informasi ditengah-tengah masyarakat.Dengan adanya KIM diharapkan akan mampu menjembatani kepentingan Pemerintah dengan masyarakat atau sebaliknya.

KIM dahulu popular dengan sebutan KELOMPENCAPIR atau Kelompok Pendengar Pembaca dan Pemirsa, Kemudian berubah menjadi KIM sesuai Permen Kominfo RI No 08/PER/M.KOMINFO/6/2010, tentang Peddoman Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Komunikasi Sosial.

Kelompok Informasi Masyarakat  (KIM) merupakan revitalisasi dan reaktualisasi dari kelompencapir yang disesuaikan dengan paradigma pembangunan dan pemerintah dewasa ini, dengan mengedepankan prinsip demokrasi dan good governance. KIM berperan dalam memperlancar kontribusi dan  distribusi  informasi kepada masyarakat selain itu menjembatani antara masyarakat dan pemerintah dalam penyebaran informasi dan penyerapan serta penyerapan aspirasi.

Dengan adanya Kelompok Informasi Masyarakat diharapkan nantinya sebagai sarana masyarakat untuk memperoleh dan menyalurkan informasi dan tempat sumber informasi yang terpercaya,akurat dan faktual bagi masyarakat. KIM bertujuan memenuhi kebutuhan informasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat,meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat,meningkatkan kemakmuran,keadilan di masyarakat dan meningkatkan SDM guna mendukung keberhasilan pembangunan.

 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) memiliki peran strategis dalam upaya menjawab tantangan tersebut, karena  KIM  sebagai  komunitas  masyarakat  informasi  yang tumbuh dan berkembang di tengah – tengah kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia merupakan masyarakat sadar informasi yang diharapkan dapat berperan menjadi fasilitator untuk menjembatani kesenjangan komunikasi dan informasi yang terjadi antara pemerintah dengan masyarakat (top down) atau sebaliknya antara masyarakat dan pemerintah (bottom up).

KIM sebagai agen informasi, berperan aktif mendistribusikan informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat melakukan langkah antisipatif yang bermanfataan untuk menopang aktivitas mereka. Agar peran KIM dapat dinikmati oleh masyarakat maka KIM juga harus mampu membuat inovasi dan bersinergi dengan lembaga lain (sumber informasi dan media informasi ). KIM memang memiliki kelebihan dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat karena keberadaannya ditengah-tengah masyarakat. Namun sekarang ini masyarakat lebih mengandalkan media Radio dan Televisi sebagai media informasi dan hiburan sehingga informasi yang diperoleh terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Kelompok
Menurut Bonner (1959) dan Stogdill (1959), mereka berpendapat bahwa kelompok adalah kumpulan individu yang saling berinteraksi. Hal senada juga  dikemukakan oleh Deutsch (1959) dan Mills (1967), bahwa kelompok merupakan kumpulan individu yang bersama -sama bergabung untuk mencapai satu tujuan. Begitu juga pengertian dari Kelompok menurut Cartwright & Zander, (1971: 20) kelompok adalah suatu kolektif yang / terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu. Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan sebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara lainnya.

Informasi
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang.  Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda.

Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, presepsi, stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi dan rangsangan mental.

Pengertian Kelompok Informasi Masyarakat
Menurut Direktorat Kelembagaan Komunikasi Sosial (2008:1) definisi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)  adalah lembaga layanan publik yang dibentuk dan dikelola dari oleh dan untuk masyarakat yang berorientasi pada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhanya. Lokasi KIM terdapat di perkotaan atau di pedesaan. Anggota KIM dapat berjumlah 3 (tiga) orang sampai 30 (tiga puluh) orang, yang dapat terdiri dari remaja, orang dewasa/tua, laki-laki/perempuan, pelajar/mahasiswa, pedagang, petani atau nelayan

Faktor Pendukung Kelompok Informasi Masyarkat
1.       Menurut Horton dan Hunt (1993), peran dalam sebuah kelompok adalah prilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Sedangkan status atau kedudukan itu sendiri adalah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubunganya dengan kelompok lainya.
2.     Menurut Nurudin (2004:152) model alir dua tahap sebagai model yang mengasumsikanbahwa pesan pesan media massa tidak seluruhnya langsung ke auience, oleh karna itu dalam model ini dekenal pihak pihak tertentu yang membawa pesan dari media diteruskan masyarakat. Pihak tertentu tersebut dikenal dengan nama opinion leader (pemimpin opini atau pembuka pendapat). Model ini juga disebut dua tahap disebabkan adanya dua tahap dalam penyebaran arus informasi kepada masyarakat.  Tahap pertama adalah pesan dari media pada opinion leader, sedangkan tahap kedua adalah pesan opinion leader pada audience.
3.  Menurut Liton (Krisari, 2007) mendefiniskan bahwafaktor pendukung sebuah kelompok masyarakat adalah fasilitator informasi, yang fasilitator sebagai pendidik oleh lembaga diklat pemerintah maupun non pemerintah. Isrtilah fasilitator juga dikenal kegiatan pemerdayaan masyarakat dengan ruang lingkup tugas yang berbeda dengan istilah fasilitator pelatihan yaitu sebagai tenaga pendamping.

Faktor Penghambat Kelompok Informasi Masyarakat
Menurut marheni fajar (2009;62) hambatan dari proses komunikasi kelompok sebagai berikut :
  1. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan di sampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini di pengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yang mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan atau kepentingan. 
  2. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlal sulit.
  3. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam pengunaan media komunikasi, misalnya ganggua suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.Hambatan bahasa sandi. 
  4. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
  5. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut. 
  6. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan balikan. Balikan yang diberi tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas
Pengertian Komunikasi Kelompok
Sebelum membahas mengenai pengertian dan bentuk-bentuk komunikasi kelompokserta ruang lingkupnya, sebaiknya perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian dari kelompok itu sendiri.Pengertian kelompok dilihat dari segi persepsi menurut Smith,1945 (dalam Walgito,2008:6) adalah sebagai berikut: “We may define a social group as a unit consisting of a plural of separate orgsnisms (agent) who have acollective perception of their unity and have ability to act or are acting in aunitary manner toward their environment ”. Dari definisi tersebut mempersepsikan bahwa yang disebut kelompok itu ada tiga hal menjadi indikator disebutnya sebagai kelompok, yang pertama yaitu sebagai unit yang terdiri dari beragam individu, dan yang kedua yaitu adanya persepsi kolektif serta yang ketiga memiliki kemampuan bertindak secara kesatuan/kolektif.  Sedangkan menurut Dedy Mulyana bahwa  kelompok merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2005).

Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
·               Kelompok Primer dan Sekunder.
Charles Horton Cooley  pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa
kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama.  Sedangkan 
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya  berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita. Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai  berikut:
  1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana pribadi saja).  Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. 
  2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
  3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya. 
  4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental. 
  5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal
·               Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group).  Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan
fungsi perspektif. 
·               Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptifdibedakan menjadi tiga:
a.       kelompok tugas;
b.      kelompok pertemuan; dan
c.       kelompok penyadar.
Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik.
Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.
Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak. Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
·                  Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan.  Bila  sejumlah  orang  dalam  kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.

·                  Fasilitasi sosial.
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku  individu. Efek ini terjadi pada  berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan  kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannyarespon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu

·                  Polarisasi.
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:
a.melaksanakan tugas kelompok, dan b.memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi  yang diperoleh anggota  kelompok  dan  sejauh  mana  anggota  dapat  memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu:
1.ukuran kelompok.
2.jaringan komunikasi.
3.kohesi kelompok.
4.kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).

KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) sebagai pendukung terwujudnya E-Gov

KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) merupakan satu wadah yang pembentukannya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Sebagai suatu wadah yang bersifat “Bottom Up”  KIM dapat berperan sebagai patner kerja pemerintah dalam penyebaran luasan informasi pembangunan.

Peran  KIM  pada perjalanannya ternyata dapat lebih ditingkatkan khususnya pada e-Government.  E-Government merupakan usaha pemerintah untuk meningkatkan layanan secara cepat dan transparan kepada masyarakat. E-Gov dapat berupa berbagai layanan kepada masyarakat semacam e-KTP, e-Voting, Digital Library, dan berbagai layanan online untuk masyarakat.

Disini peran KIM sebagai garda depan penyebarluasan informasi. Dengan adanya KIM maka dapat raih beberapa hal yaitu :
  1. Penyebarluasan informasi yang lebih cepat dan tepat. Karena KIM berdiri atas inisiatif masyarakat  sendiri.
  2. Menjadi pintu pelayanan buat masyarakat karena kapabilitas mengakses berbgai sumber informasi.
  3. Masukan tentang berbagai kebijakan layanan online yang diberikan oleh Pemerintah sehingga  kebijakan pembangunan dapat lebih tepat sasaran.
Berbagai peran itu merupakan hal yang wajar diraih bila KIM sebagai lembaga masyarakat dapat memposisikan diri di kancah pembangunan informasi. Tantangan akan selalu ada, tetapi hendaknya tantangan yang ada dapat dihadapi dengan cara modern juga sebagai mana informasi yang merupakan jantung pembangunan masyarakat modern. Kuasai informasi maka dunia akan dalam genggaman. Sesuai dengan Peran KIM diatas maka aktivitas KIM dalam pengelolaan informasi adalah sebagai berikut:
  1. Akses Informasi: mengenali kebutuhan kelompok, memecahkan masalah dengan mencari informasi dari berbagai sumber, memilah informasi berdasarkan bidang masalah, mengolah informasi, menyimpan informasi. 
  2. Diskusi Informasi: menyusun urutan masalah, merumuskan masalah tersebut, menguraikan secara rinci hal-hal yang perlu dilakukan untuk menindaklanjuti isi informasi. 
  3. Implementasi: menerapkan informasi, menerapkan keputusan dalam tindakan, melakukan monitoring, evaluasi serta tindak lanjut. 
  4. Networking: upaya menjalin hubungan dengan lembaga formal (pemerintah, perbankan, DPRD dan swasta) maupun informal (asosiasi profesi,LSM, mediakomunitas dan kelompok lain). 
  5. Diseminasi: menyebarluaskan informasi dengan didukung sejumlah keterampilan

Fungsi KIM

1.      Sebagai Wahana Informasi
  • Antar Anggota KIM secara Horisontal, Para   anggota  KIM  dapat  saling  bertukar  informasi tentang  segala  sesuatu yang   sudah diketahuinya  sehingga  akan  berarti  juga  saling  berbagi pengetahuan.
  • Dari KIM ke Pemerintah secara Bottom-up. Para anggota masyarakat yang jadi anggota KIM dapat memberikan saran-saran kepada Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota tentang apa yang harus dibangun pembangunannya sehingga sangat sesuai dengan kebutuhan setempat. Anggota KIM menjadi perencana dan pelaksana bagi pembangunan lokal. Asas pemberdayaan ini sangat sesuai dengan pendekatan pembangunan komunitas.
  • Dari Pemerintah kepada masyarakat secara Top-down. Anggota KIM menjadi agen pembangunan yang menyebarluaskan gagasan pembangunan nasional ke tingkat lokal.
2.      Sebagai  Mitra  Dialog  dengan  Pemerintah,  Pemerintah  Propinsi, dan  Pemerintah   Kota
      Malang dalam merumuskan Kebijakan Publik
Dengan KIM yang mengetahui kebutuhan publik dan karakteristiknya, Pemerintah baik Pusat maupun Pemerintah Kota Malang dalam merumuskan kebijakan public dapat menjadikan KIM sebagai mitra dialog. Selain itu KIM dapat berfungsi sebagai mitra dialog dalam mendukung pelaksanaan semua kebijakan public dan memonitoring pelaksanaannya.
3.      Sebagai  Peningkatan  Literasi  Masyarakat  di  Bidang  Informasi  dan  Media  Masa  serta
      Teknologi Informasi dan Komunikasi di kalangan anggota KIM dan Masyarakat.
  • Fungi untuk meningkatkan literasi di Bidang Informasi, yaitu bagaimana agar memandang bahwa upaya memperoleh informasi sebagai kebutuhan hidup dan sudah terbiasa mencari informasi dari berbagai sumber;
  • Fungsi sebagai literasi Media Massa, merupakan kemampuan menggunakan media massa secara cerdas dan sehat dan mampu mendayagunakannya dalam kehidupan masyarakat;
  • Fungsi literasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, ialah kemampuan masyarakat dalam mengakses dan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti computer dan internet untuk kepentingan mengakses informasi atau untuk mendayagunakan sebagai jasi dan produk teknologi informasi dan komunikasi.
4. Sebagai Lembaga yang Memiliki Nilai Ekonomi
  • Melalui informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, KIM dapat menerapkannya dalam berbagai aktivitas perdagangan, pertanian, industry dan menghasilkan tambahan pendapatan dari aktivitas tersebut;
  • Melalui informasi yang diperoleh dari berbagai media dan sumber lainnya, masyarakat dapat memperoleh informasi peluang-peluang usaha, permintaan pasar mengenai berbagai produk dan jasa, kemudian KIM dapat melakukan transaksi bisnis, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai tambah ekonomi;
  • Informasi-informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dikemas sedemikian rupa dalam bentuk bahan informasi (buku, bulletin, bahan audio visual) yang dapat dijual kepada pihal lain yang membutuhkan. Jadi informasi itu sendiri setelah dikemas, akan bias mendatangkan Nilai Ekonomi.
Sumber :
http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/05/JOHANTAN%20ALFANDO%20WS%20JURNAL%20%2805-16-13-02-52-11%29.pdf

1 komentar:

  1. QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!

    BalasHapus